PEJUANG PURNAMA
Tanggal lima belas bulannya bulan, merekah gemilang senyuman langit oleh rasi bintang dan ratu malam. Malam terindah kala kesedihan menepis sendirinya menjauh dari setiap hati manusia. Kau tahu lagu ketika kecil dahulu, ketika purnama datang, kami orang desa berbahagia, sebab cahaya adalah hal yang sulit didapat. Kala sang mentari mulai lelah, Jingga semburat dari barat mengusir kami dari jalanan, untuk segera berada dalam gubuk yang ku bilang surga. Tetapi tidak pada setiap purnama, anak-anak selalu nantikan ini, menambahkan cahaya malam dengan riuhnya suara mereka berkejar-kejaran, bernadakan ceria setelah ketakutan. Para bapak dan ibu menggelar mendong lusuh di atas tanah sejuk, mengawasi anaknya dengan kudapan telo bakar ditemani kopi panas.