Pamit, (Sampai Jumpa Lagi)

Hai ukh, bagaimana tentang datang dan perginya orang-orang dari kita ?
jawabnya, ya memang seperti itu seharusnya. semua ada berpasang-pasangan. Ada hidup ada mati bukan. 
......
Dan berikut sounding dari kawan sejawat, seiman, dan seeee..... lainnya...
.....
Datang akan pergi, lewat kan berlalu, ada kan tiada, bertemu akan berpisah.
(Sampai Jumpa by Edank Soekamti). 
.......
sambil diskusi backsoundnya lagu tersebut.
......
Lagu kebangsaan disetiap perpisahan yang telah menunjukkan pintu gerbangnya. memaknai bahwa perpisahan menimbulkan respon emosional yang mendalam, hingga sebuah pilihan dihadapkan. sedang sekarang pilihan mana yang kamu ambil dalam memaknai sebuah perpisahan.

Selalu ada makna dibalik adegan, peristiwa dan fenomena yang terjadi di dalam kehidupan kita. yaitu Allah sedang mengenalkan siapa diriNya, Allah memberikan pendidikan untuk kita selalu bertumbuh dan menjadi bijaksana. bukan itu alasannya ? coba berikan alasan lainnya ?. 

Berawal dari berpisahnya kita dengan teman SMP, namun kita akan bertemu dengan teman SMA. ada waktunya berpisah dengan teman SMA, namun akan bertemu dengan kawan kuliah. kuliah akan selesai akan berpisah dengan teman kuliah dan bertemu kawan kerja, siklusnya seperti itu, dan akan terus begitu. Dasar teorinya adalah "ada hidup, maka ada mati". 

Kita dengan skenario yang Allah berikan, akan saling dipertemukan, kemudian mutlak ada berpisah. ketika Nabi adam dipertemukan dengan Hawa, kemudian dipisahkan dengan ketika diturunkan ke bumi, kemudian dipertemukan kembali, akhirnya dipisahkan dengan kematian. Mengapa awal kehidupan sudah mengajarkan ilmu bertemu dan berpisah ini ? Maka apa-apa yang diberikan kepada Allah ini, apakah menyakiti hati kita ?, lantas tidak ada kebaikan yang ditinggalkan oleh Allah selepas ketidaksukaan kita dari peristiwa yang kita alami ?. 

Hikmah bertemu dan berpisah, 

Kita dipertemukan berdasarkan dari apa-apa yang kita suka, bertemu karena sama-sama suka naruto, sama-sama suka drama korea, sama-sama suka main PUBG dan sebagainya, sampai akhirnya bermuara pada kita berkumpul disini karena Allah. seperti yang dikata ust Handy Bonny disetiap kajiannya, dan pasti menggetarkan jiwa ketika beliau mengatakan "Satu hal yang sama dari kenapa kita berkumpul di masjid ini, adalah karena cinta kepada Allah". 

Allah berikan kawan hijrah, sama-sama suka kajian, sama-sama suka bicarain Allah, sama-sama suka saling menasehati dalam kebaikan, sama-sama berkumpul dalam kesenangan yang dilakukan. kita yang saling bertemu ini semoga menjadi wasilah kebaikan. Aku dipertemukan denganmu karena Allah, kamu dipertemukan denganku tentu karena Allah. kita sama-sama menjadi wasilah kebutuhan kita bersosialisasi (bermuamalah), kebtuhan kita saling menyayangi bahkan mencintai (menyayangi dan mencintai adalah kalimat aktif, bukan pasif menunggu), dan segalanya yang mencukupi kita sebagai manusia.

Namun kita sadari penuh, setelah bertemu, pasti akan berpisah. Tidak semudah itu perasaan menerima berpisah. yang timbul karenanya adalah kesedihan, kerinduan, dan akhirnya kita tahu sebarapa besar makna kita saling bertemu itu sebagai apa. Ternyata dia begitu berarti, sehingga memunculkan rindu yang menggerutu. atau biasa-biasa saja. Di fase berpisah awal, tentu yang dirasakan dari kita adalah kesendirian, betapa sepinya hidup ini, tidak ada lagi tempat bercerita, kenapa aku yang ditinggalkan, dengan parahnya kita bermain prasangka dan memaknai kehidupan "bertemu-berpisah" adalah sebuah musibah ? 

Akhirnya Allah menunjukkan, bahwa hanya Allah yang abadi, hanya Allah yang gagah sebagai sandaran, hanya Allah yang sepanjang masa mengurus segala keperluan kita, hanya Allah yang tidak pernah sama sekali mengkhianati janjiNya kepada hamba-hambaNya. kita sering sekali membuat Allah cemburu dari pertemuan kita dengan manusia. boleh curhat sama manusia, tapi jangan sampai lupa  yang utama adalah Allah, boleh memikirkan manusia namun jangan sampai tidak menghiraukan Allah. Bahkan Ali ra dengan quotesnya yang sudah sangat familiar, mengatakan bahwa berharap kepada manusia adalah hal yang paling menyakitkan. tentu, karena Allahlah satu-satunya tempat kita berharap. bukan manusia, orangtua, guru, teman, sahabat, ataupun saudara. "Hanya Allah yang pantas kita cintai, lebih dari semesta dan seisinya". tawheed.

Kemudian, kita saling bertemu adalah ujian. aku adalah ujian bagimu, dan kamu adalah ujian bagiku. seberapa besar kita saling menerima kekurangan disamping kelebihan kita masing-masing. seberapa kita mampu ikhlas karena Allah di dalam pertemuan kita ini. dan selama kita bertemu apa yang sedang kita ukir kalau bukan kebaikan yang akan kita tinggalkan selepas berpisah.

Sebagai makhluk sosial, yang senang berteman, senang berjamaah tentu bukan kita sebagai seorang yang pasif, menunggu diberi, menunggu di datangi, dan tanpa memberikan timbal balik ?. mari kita bertemu karena Allah, saling menasehati dalam kebaikan, saling mendukung dalam kebaikan, saling menumbuhkan iman, dijalan Allah semata dan meski berpisah kita tetap karena Allah. selalu ada kebaikan dibalik berpisah, dan Allah ganti dengan orang baru yang semoga selalu karena Allah. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semprotulation

Kenapa Harus Kuliah di Fakultas Psikologi UMM

Improve my Iman