Amanah itu Berat

Amanah adalah sesuatu diantara senang dan kesedihan. Sebab nyatanya amanah menyilaukan banyak orang, membuat orang-orang kagum, dan segala kebanggaan dihadirkan. Disamping segala gemerlap yang menghiasi amanah, nyatanya amanah itu sering diabaikan usahanya, dan menuntut kesempurnaan dalam pencapaian. Alhasil, pemimpin pada awalnya dibanggakan, diarak dari fajar sampai tengah malam, di berikan pesat tujuh hari tujuh malam. Kemudian di penghujung selesainya amanah, atau selepas pesta itu selesai, hujatan pun datang.

Amanah yang pantas diusahakan dengan berpasarah kepada sang pemberi amanah, tak terlihat kepada yang hanya melihat amanah. Ia hanya melihat amanah dan dengan senang hati memberikan list harapan yang dituliskan dalam angan-angan, tanpa berpikir sedikitpun bahwa ia pun andil bertanggungjawab atas amanah itu. Katanya "Ku sandangkan segala harapku, tanpa ku mau tahu, tak boleh ada kecewa dihatiku". Tidak begitu ?, tapi kemudian timbul anak perntanyaan, "Tak disangka sebagai ketua umum, dia melakukan hal yang tidak pernah ku pikirkan", atau "Selama ini aku mengira ia tidak seperti itu". sekedar satu perilaku kecil, yang tidak sesuai harapan,  kemudian rusak seluruh kepercayaan dan menganggapnya tak pantas dipercaya", dimana standart kesempurnaan pengemban amanah yang kau sandangkan ? sampai tiada tak kecewa dihatimu kepada pemimpin-pemimpinmu ?

Amanah itu berat, karena orang-orang menyandangkan pengharapan yang sempurna kepada pengemban amanah itu.  orang-orang lupa dengan Tuhan, padahal jelas Allah SWT lah satu-satunya yang pantas menjadi tempat pengharapan. Manusia sebagai pengemban amanah adalah makhluk yang tak luput dari dosa, sering khilaf, dan selalu berusaha walau tak sesmpurna harapan. Masya Allah, hanya Allah swt yang Maha Sempurna.

Kesimpulan yang pantas dan semoga bijaksana, adalah kita bersama pemimpin. Inginnya diurusi, disuapi, di sejahterakan. jika begitu tidak jauh beda dengan benda mati,  padahal gelarmu Manusia. Kukatakan tidak berguna, menjadi pemimpin diri sendiri, dari segi mentauhidkan Allah SWT pun masih tak jelas penerapannya. Mari kita ingat-ingat bahwa kita, Manusia adalah Khalifah fil Ardh, maka setiap kita yang memahami dirinya sebagai manusia mempunyai tanggungjawab dan andil dalam mengemban amanah, ikut bersusah payang bersama pemimpin demi tegaknya Rahmatan Lil'alamin.

Wallahu'alam bishowab... 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semprotulation

Mengagumimu

Traveling