Mengagumimu
"Kamu, punya porsi tersendiri di dalam hatiku, begitupun kamu, kamu dan kalian"
Menyadari diri sebagai manusia yang memiliki ribuan ketidakberdayaan, dan hanya 1 keistimewaan yang ku miliki. Saat itu aku membuka pintu rumah, dan mulai bertebaran dimuka bumi tak berarah namun bertujuan, yaitu Mengembangkan kemampuan, meski tak seahli-ahlinya. Singgah di sudut berbicara, bagaiama aku tak mengagumi tutur ramahmu, dialektika, kepercayaan diri, tertawa lepas, sampai orasi. Karena aku seorang yang diam, dan tersenyum.
Setelahku berpindah ke sudut Analisis, kamu jelas sebagai orang yang tidak bisa cuek, peka terhadapa masalah, mengurai masalah dan memecahkannya atau akan bijak menemukan solusinya. Kamu adalah brainstorming yang memecah pandangan berkabut dan melihat realitas tanpa memperdulikan omong kosong. Disudut itulah aku belajar, bahwa tempat berpijak kita sedang tidak baik-baik saja, sehingga seluruh raga jiwaku harus bergerak memperbaikinya atau minimal bukan menjadi buih dilautan.
Lari ke sudut keikhlasan, kamu adalah orang terlembut yang pernah ku temui. Bersamamu adalah kenyamanan yang khas tak bisa dirasakan di ruang lain. Tentram hati dan pikiran, bahwa lapangnya hatimu mampu di pakai untuk ribuan orang berbahagia. Senyummu, tutur katamu, tatapan matamu, tanganmu dan pundakmu benar-benar mengatakan bahwa apa yang kamu lakukan adalah sebuah ketulusan yang tidak ada harganya didunia. Inilah sudut belajar terindah yang ku temui, meski debu-debu sering mengotori hati. Aku selalu merinduimu...
Segalaku menjabat tanganmu, kalian dan semua orang yang kutemui untuk berbicara dan saling mendengarkan. Kamu adalah idola-idolaku, guru-guruku, teladan-teladanku dalam ku mendunia, dan melangit. kalian punya porsi dihatiku, menjadikan diriku sempurna meski tak sesempurna adanya.
Sungguh, hatiku telah terisi istimewamu, dan sudah menjadi istimewa dihatiku. Aku mengagumimu....
Menyadari diri sebagai manusia yang memiliki ribuan ketidakberdayaan, dan hanya 1 keistimewaan yang ku miliki. Saat itu aku membuka pintu rumah, dan mulai bertebaran dimuka bumi tak berarah namun bertujuan, yaitu Mengembangkan kemampuan, meski tak seahli-ahlinya. Singgah di sudut berbicara, bagaiama aku tak mengagumi tutur ramahmu, dialektika, kepercayaan diri, tertawa lepas, sampai orasi. Karena aku seorang yang diam, dan tersenyum.
Setelahku berpindah ke sudut Analisis, kamu jelas sebagai orang yang tidak bisa cuek, peka terhadapa masalah, mengurai masalah dan memecahkannya atau akan bijak menemukan solusinya. Kamu adalah brainstorming yang memecah pandangan berkabut dan melihat realitas tanpa memperdulikan omong kosong. Disudut itulah aku belajar, bahwa tempat berpijak kita sedang tidak baik-baik saja, sehingga seluruh raga jiwaku harus bergerak memperbaikinya atau minimal bukan menjadi buih dilautan.
Lari ke sudut keikhlasan, kamu adalah orang terlembut yang pernah ku temui. Bersamamu adalah kenyamanan yang khas tak bisa dirasakan di ruang lain. Tentram hati dan pikiran, bahwa lapangnya hatimu mampu di pakai untuk ribuan orang berbahagia. Senyummu, tutur katamu, tatapan matamu, tanganmu dan pundakmu benar-benar mengatakan bahwa apa yang kamu lakukan adalah sebuah ketulusan yang tidak ada harganya didunia. Inilah sudut belajar terindah yang ku temui, meski debu-debu sering mengotori hati. Aku selalu merinduimu...
Segalaku menjabat tanganmu, kalian dan semua orang yang kutemui untuk berbicara dan saling mendengarkan. Kamu adalah idola-idolaku, guru-guruku, teladan-teladanku dalam ku mendunia, dan melangit. kalian punya porsi dihatiku, menjadikan diriku sempurna meski tak sesempurna adanya.
Sungguh, hatiku telah terisi istimewamu, dan sudah menjadi istimewa dihatiku. Aku mengagumimu....
Komentar
Posting Komentar