Makna
بسم الله الرحمن الرحيم
"Saya belum tau kenapa saya akan melakukan
itu"
"Saya lupa apa saja yang hari ini telah saya
lakukan"
"Saya rasa waktu sangat cepat berlalu".
dan ribuan kata sejenisnya yang menunjukkan bahwa
kita belum mampu memaknai apa yang sedang kita lakukan. Berjalan dimuka bumi
tanpa arah dan tujuan, tidak ada keseriusan dalam menjalani kehidupan dan
melakukan hal yang sangat sia-sia. sedang kehidupan (posisi dunia bagi
manusia) merupakan sekolah yang disediakan oleh Allah sebagai pelajaran dalam
mengenal Allah. lantas apa makna saya sebagai manusia ?
"Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan
saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr).
Ayo kenali siapa kita sebagai manusia ini ?,
kenapa saya ada ?, siapa saya sebenarnya ?. Telah banyak film maupun buku yang
telah menjadi panduan kita dalam mengenali siapa sebenarnya diri kita
masing-masing. Apalagi dalam keilmuan psikologi begitu banyak tes-tes yang
dilakukan dalam mengenali diri sendiri. Jawabannya apa ? "oh ternyata saya
introvert, oh ternyata saya kelebihannya mudah bersosialisasi, oh saya
plegmatis, oh saya kurang bisa berkonsentrasi, atau malah terdiagnosa psikosis
? (Psikosis : adalah gangguan psikologi dimana penderitanya tidak menyadari
akan gangguan yang di alaminya, ex: skizofrenia). Semoga diberikan
kesehatan akal, hati dan fisik. Aamiin. eh berdoa kesiapa ya ? berharap kesiapa
ya ?
Akhirnya kita kembali kepada fitrah kita yaitu kesadaran bahwa
terdapat kuasa yang paling besar diatas segala-galanya yaitu Tuhan (Allah SWT).
Bahwa menyakini Allah swt itu ada adalah sebuah fitrah yang melekat di dalam
manusia. Karena yang meng-ada-kan kita adalah Allah swt, mutlak manusia
memiliki unsur keTuhanan di dalam dirinya (mengakui adanya Tuhan). Sehingga
jawaban terakhir dari segala tes, bertanya pada ahli dan sebagainya adalah ;
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku (saja)"
(Q.S Adz-Dzariyat : 56).
Manusia dibekali potensi
ruhiyah sebagai konsekuensi dari unsur ketuhanan yang ada pada dirinnya.
Potensi ruhiyah inilah yang akan membawa manusia memknai kehidupan secara
positif. menyakini segala yang terjadi di muka bumi, dari rerumputan dipinggir
jalan, menciptakan molekul-molekul oksigen bahkan segala bentuk kesenangan dan
kesengsaraan yang dialami manusiaNya merupakan pendidikan dari Allah swt kepada
hambaNya. "Oh kenapa saya tidak jadi berangkat ke selecta, ternyata dijam
yang seharusnya saya berangkat terdapat kecelakaan beruntun dijalan menuju
kesana". atau kenapa saya belum sempro, oh karena saya harus mempersiapkan
dengan baik dan Allah masih memberi saya waktu untuk memperbaiki dan
memahami". Disaat ruhiyah mantap otomatis huznudzon akan "on"
sehingga menjalani kehidupan menjadi lebih tenang. berbeda dengan pemaknaan
negatif yang mungkin pernah kita lakukan, misal "kenapa si orang ini gak
mau senyum, di beri amanah nolak, gak asik dan sebagainya, inginya suudzon
selalu dan membuat kita berpikir yang membuat resah akal maupun hati. iya kan
meresahkan ?
Kenapa saya harus memaknai
semua kehidupan ini ? akibat terkecil yang sangat biasa kita rasakan adalah
waktu berlalu begitu cepat dan terbuang sia-sia (memiliki perasaan tersebut).
Tanpa kita sadari bahwa hal tersebut diakibatkan karena kita lupa makna
kehidupan kita sesungguhnya. membandingkan kembali orang-orang yang pandai
menjaga untuk menjadikan setiap kehidupan ini bermakna. maka mereka akan sangat
menghargai waktu, menjadikan setiap detiknya adalah usaha yang tidak boleh
dilakukan ala kadarnya. contoh kecil, ketika saya bertanya sudah melakukan apa
saja kamu hari ini ? "Saya sudah hafal 1 lembar juz 1 halaman 16, saya
mendapatkan hikmah bahwa senyum benar-benar mengalahkan amarah dan ribuan makna
lainnya dalam setiap hari. Contoh lain adalah banyak sekali muslim yang
syariatnya istiqomah, rajin sholat namun masih belum memiliki akhlaq yang bagus
kenapa ?, karena batinnya tidak bersama Allah, tidak terhubung dengan Allah.
Tidak adanya pemaknaan atas ibadah dan syariat-syariat yang telah ia lakukan
selama ini. Astagfirullahal'adziim.
Salah satu tokoh psikologi
Victor Frankl mengatakan bahwa "Perjuangan menemukan makna hidup adalah
motivasi dalam menjalankan kehidupan". menurutnya, tujuan kehidupan ini
adalah mendapat sebuah makna. Kalau kata tokoh psikologi islam Galuh Andina
M.Psi, memaknai "Pemaknaan hidup adalah modal dalam menjalankan kehidupan
kita kedepannya menjadi lebih berarti dan positif". Karena saya tahu bahwa
saya adalah hamba Allah, diciptakan untuk beribadah kepadaNya, sehingga saya
dalam melakukan segala kegiatan adalah diniatkan untuk beribadah kepada Allah
dengan cara Allah, karena Allah.
Kesuksesan terbesar manusia
adalah ketika menemukan makna hidup.
Ketika manusia mampu memaknai
setiap kehidupan yang dilaluinya ia akan memiliki karakter yang kuat, tidak
mudah dipermainkan orang bahkan dunia yang menipu. Karakteristiknya adalah ia
memiliki prinsip dan visi serta misi yang kuat, mudah mengasihi dan penuh cinta
atas keberagaman yang ada didunia, mampu bertahan dan mengatasi penderitaan
(permasalahan) yang dihadapi dan tidak mudah menyerah (berputus asa dari rahmat
Allah swt). mereka memaknai ujian (permasalahan yang dihadapi adalah skenario
Allah swt yang menjadikannya sebagai pendidikan bagi kita, sehingg ada hikmah
yang diselipkan sebagi pelajaran hidup. itulah mengapa kita harus punya koneksi
dengan Tuhan dan paham makna kita sebagai manusia.
Darimana kita bisa menjadikan
kehidupan kita lebih bermakna dan positif ? yaitu dengan Agama Islam. karena
Allah swt telah mengutus para Nabi dan yang terkahir Nabi Muhammad saw serta
Al-Qur'an sebagai petunjuk dalam memaknai dan menjalankan kehidupan di dunia
ini. Mempelajari ilmu agama islam dengan baik dan benar dimulai dari dasar
hingga hal-hal umum. sejalan dengan ilmu agama yang kita pelajari akan menambah
kadar keimanan kita yang berdampak pada pemaknaan hidup yang benar dan
positif.
Wallahualam.
Komentar
Posting Komentar