Partisipasi 212
Dari rumah doa menyertai reuni 212 di Monas di tanggal 02 Desember 2018. Sebatas doa yang berpartisipasi dan jari jemari sebagai jejak keberpihakan diri yang condong kepada romantisnya Allah. Meski badan tak membersamai, relakan pandangan ini sebagai bukti kebersamaan ukhuwah islamiyah yang diidam-idamkan sebagai tujuan murni. Rela dilewati tanpa dihayati apabila pihak tak berkenan dihati. 💓
Dari kejauhan bahkan diantarai oleh media teknologi, menyaksikan reuni 212 ini menyisakan ajakan kepada perasaan ikut merespon. ada hati yang tersentuh seketika, dalam hitungan sepersekian detik meradang seluruh tubuh diakhiri tetesan eluh di pipi. Masya Allah ya illahi, apa yang tidak dirasakan oleh manusia-manusia yang berkumpul disana kecuali kedamaian, kerterbukaan hati, kebersamaan saling memiliki, keajaiban saling menghargai dan segala rasa keindahan dihati, ketentraman abadi, Allahumma Aamiin.
Yang terpancar dari mata-mata tak ternodai adalah cahaya-cahaya kasih, dan untaian syair-syair sebagai bukti sayang. gemuruh riuh takbir, sholawat, tahlil, tahmid, dan seruang indahmu menyatakan "Dengan mengingatKu, Hati akan tentram". Siapa yang tak masuk hati ?, kecuali orang-orang yang menolak dan dikendaki tanpa membawa rasa. seruan ini tanpa menciderai hati masing-masing. nasehat-nasehat indah setiap jengkal langkah agar terseyokku ditopang olehmu, dan lelahmu ku pegang erat untuk tetap melaju. Pada puncak keridhoan dan asal muasalnya hati yaitu kebenaran.
Frekuensi iman telah disetarakan dari rumah, meski ilmu dan jauhnya jarak perjalanan yang berbeda. otomatis sama "Karena Allah". Bagaimana bisa ? mengapa tidak ?. Telah dibuktikan tanpa kekerasan, tanpa sampah tersisa, tanpa saling berprasangka. Khalifah fil ardh ditanamkan dalam pendidikan akbar ini. Dari sang Maha pemilik Pengetahuan, sehingga al-fasik tak mampu menguasi manusia hari itu. berbuat kerusakan ?, Makar ?, malah rumput pun dihargai sebagai haknya untuk tidak diinjak dan dijaga kehidupannya. atau ketika seorang haus, sepeka itu banyak orang menyodorkan air atau ketika lemah mendera, saudara adalah obat penyemangat dan memberikan dukungan obat secara cuma-cuma. Allahu Akbar, rasanya Ihsan menjadi pemenang dan menjadi pakaian manusianya.
Fitrah, dalam simbol pakaian putih. Memahami kini aku kembali padamu Ya Rabb. sebagaimana dunia kita lalui menyisakan noda-noda ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan kekhilafan. Setiap langkah beserta istigfar, akan menjadi peluruh noda-noda yang ada, mengingat betapa kasihmu tak terbayangkan oleh semesta, sehingga diri yakin dalam kebersamaan. "Kami kembali tauhidkan Allah swt". Kami bersihkan hati dari semesta dan menyisakan tempat bersih dihati hanya untukMu.
Sefitrah anak-anak yang membersamai para ayah dan ibu. Pendidikan aplikatif, menunjukkan bahwa yang pantas menjadi alasan berangkat kepada dunia adalah Allah, dan satu alasan untuk berjuang adalah Allah saja. sejak dini didedaktkan kepada fitrahnya, di jaga pada penjagaan terkuat pada fitrahnya dan akan memperjuangkan sendiri fitrahnya pada dewasanya nanti. tak menjadi bingung dan bertanya-tanya "Who am I ?", atau masa pergolakan emosi yang labil, bersenang-senang tak bertujuan bahkan tidak untuk menjadi keresahan negara. Sebagai Al-Fatih baru, sebagai Aisyah baru. Menjadi generasi terbaik untuk negara.
Pesan perdamaian dalam simbol reuni 212. menjadi milik seluruh manusia. Alasannya adalah Islam rahmatan lillalamin. Rahmat bagi seluruh alam, baik manusia, hewan dan tumbuhan bahkan semesta. jika beberapa manusia akan sulit memahami rahmatan lil alamin, supaya dengan hati terbuka kita bersanding dalam majelis-majelis cinta. ketika musuh semakin meradang lapangkan hati dan perkuat barisan, meneriakkan dengan lembut, Aku mencintaimu karena Allah.
Ukhibukumfillah
Komentar
Posting Komentar