Transfer Energi Positif
Kring...
Notifikasi whatsapp berbunyi dari kawan seperjuangan
"Kok gak ada kabar skripsi ya.."
Its so hurt, pesan terindah dalam lamunan ketidakberdayaan. Bagi pejuang skripsi ada dua pilihan respon akan menjadi risih atau menjadi penyemangat. kita udah saling mengutarakan tekad "Ayolah kita berjuang bersama, insyaAllah lulus bareng". Padahal peminatan kita jelas-jelas berbeda, sifat kita bener-bener bersebrangan, dan aku tak tahu mengapa menjadi sangat saling memahami. biasa "Ayo ukh bantuin nulis skala nih, ayo besok ke perpus, ayo semangat, ayo aku udah sempro, besok datang ya, kamu keras kepala juga ya, jadi begini aja lo... saat ternyata dosen pembimbing memberikan pesan "Mohon maaf saya mendadak ada rapat, silakan kirim skripsi ke email". Astagfirullah... tak apa masih bisa bimbingan ke teman. setidaknya bisa jadi transfer energi positif untuk lebih semangat dalam berproses di skripsi.
Selama kita bareng-bareng berjuang, ada hal lain yang kita peroleh diluar topik skripsi. Mengenai bagaimana sharing energi positif yang tak kami miliki. terlebih menjadi aku sangat bersyukur, punya partner sekaligus guru. seorang introvert yang mencoba ekstrovert, setidaknya bisa belajar dari seorang ekstrovert bagaimana bersosial dengan baik. selama ini mayoritas orang memandang introvert sebagai orang yang cuek, dingin sebenarnya tak begitu mereka hanya tidak tahu bagaimana caranya berada pada posisi itu. maka dari itu mencari tahu bagaimana cara membuka obrolan, menghargai orang bercerita, berhubungan baik dengan banyak manusia, berkomunikasi lebih dari dua arah. selama ini menjadi seorang introvert lebih sering berinteraksi dengan benda mati, seperti buku, media informasi, dan sedikit orang.
Sebenarnya untuk bersosialisasi cukup mudah, hanya perlu dibiasakan saja. langkah pertama adalah senyum, menanyakan kabar, mendengarkan lebih banyak (ini adalah kelebihan introvert, yang tentu menjadikan respon positif oranglain). Mudah jika pembicaraan itu menarik, tetapi apa yang dilakukan jika kita tak tertarik ?. "Mutlak kita gak bisa tertarik dengan semua topik pembicaraan, namun harus memberikan respon positif minimal dengan mendengarkan, menyetujui dengan anggukan, tanyakan bagaimana bsia ?, kemudian ? dan sebagainya". walau sedikit kita pasti mendapat ilmu baru atau reminder. Berbeda ketika kita sangat tertarik dengan topik yang dibahas, its so flow, perbincangan dari panas, dingin, panas dan dingin akan dilewati dengan sangat seru. mau berjam-jam pun perbincangan itu tak ada habisnya. menurutku menjadi partner adalah ketika, kamu bertanya kepadanya, dan ditanyai oleh dia. 😅 ada transfer ilmu dan energi positif. itu berarti saling membutuhkan, saling percaya dan saling menghargai.
"Ukh kamu tuh cocok jadi guru aja deh". Gak bisa aku tu... aku psikolog aja, soalnya akan mudah bagiku berinteraksi dengan satu orang dan empatiku yang meluap terlalu besar ini harus diberikan kepada mereka yang sedang menghadapi kegundahan. Yes Girl, semua tawaran di iyakan, semua pendapat disetujui, semua kondisi dimaklumi dan berbagai iya yang lain. "Aku takut melukai hati oranglain". Kamu mau jadi lilin ukh ?, menerangi oranglain tapi membakar mati dirimu sendiri ?. tidak semua orang harus kamu bahagiakan, setiap langkah yang kamu ambil tidak menutup kemungkinan oranglain akan sakit. "Aku adalah ujian bagimu, dan kamu adalah ujian bagiku, tugas kita adalah saling memaafkan". so fokus pengembangan dirimu dan wujudkan impianmu.
Giliran sekarang adalah take action, setelah transfer ilmu dan energi positif dilakukan. "Masih takut".
Ukh, lakuin aja dulu, salahnya pikir nanti aja. iya sih dulu pernah takut banget, terus terpaksa dilakuin eh ternyata enjoy banget, segala ketakutan gak ada sama sekali terjadi. "Nah itu tau, masi takut ?". Lagi nih, Buka hatimu, yaitu ikhlas dalam melangkah di dunia ini. mengharap ridho dari Allah dengan cara Allah. padahal ketakutan itu adalah hasil prasangka burukmu terhadap masa depanmu disebabkan bisikan setan. Berarti kamu gak yakin sama Allah yang Maha tahu, selalu memilihkan yang terbaik untuk hambaNya, dan sungguh prasangka adalah kebohongan yang nyata. Ikhlas dan buka hatimu dalam setiap prosesmu dalam setiap langkah yang kamu pilih. Jangan hanya karena ini tauhidmu ternodai. Al-Ustadz Adi Hidayat, mengatakan kalau masih takut maka ia belum mengenal Allah, jika ia sudah mengenal Allah pasti hidupnya akan tentram. Setiap peristiwa yang dialaminya tidak akan membuat ia kecewa dan bersedih, atau akan membuat ia lalai dan sombong. Sungguh kehidupan ini adalah sekolah diri, teruslah belajar dan berproses menuju kesempurnaan.
Seorang muslim adalah pembelajar sejati.
Komentar
Posting Komentar