Traveling

(Bromo, 2017)

Traveling seolah-olah telah menjadi gaya hidup tersendiri bagi generasi milenial sekarang. Didukung dengan media sosial yang telah merangkul seluruh lapisan masyarakat traveling menjadi suatu hal yang harus dilakukan. Tapi mengapa traveling begitu sangat digemari oleh seluruh kalangan manusia ?  Analisis berdasarkan observasi pengaruh media sosial menjadi sangat signifikan terhadap budaya traveling dikalangan masyarakat. Media sosial telah banyak menawarkan keindahan dalam mengambil gambar dan mempengaruhi masayarakat untuk dapat melakukan hal yang sama. Mebuat album di instagram dengan gambar-gambar kesenangan pada saat traveling yang begitu artistik, atau sekedar menunjukkan swafoto bahwa saya sedang berlibur di tempat yang indah dan berkelas. 

Menjadi pekerja kantoran yang padat, penuh tekanan, hari libur yang menjadi sebuah angan-angan "Kapan akan datang ?". hal tersebut juga menjadi pemicu sesorang tertarik untuk menyisihkan materi dan waktu untuk melupakan tekanan sejenak, sejenak saja karena tekanan akan dibuang juga tak bisa. Atau dalam dunia per-youtube-an traveling menjadi sebuah pekerjaan yang begitu mengasyikkan bukan ? mendapat gaji, dengan menampilkan pengalaman selama traveling. Hal tersebut sangat tidak mudah memikirkan bahwa konten traveling di youtube sudah sangat banyak persaingannya meski memiliki kesempatan yang sama. Memikirkan bagaimana konten dan editing untuk menjadi daya tarik pemirsa dalam menonton sekaligus menjadikan channel yang sangat digemari. Ada yang kurang (?).   

(Pantai Gemah Tulungagung, 2018)


Saya tambahkan beberapa hal yang sangat berharga pada traveling. Saat-saat kesan traveling menjadi hal yang tak akan terlupakan meski sama sekali tidak diabadikan, dan saat dimana hati menjadi sangat lembut serta saat dimana traveling menjadi sebuah sekolah alam yang ilmunya akan bermanfaat selama kehidupan selanjutnya. apa itu ?

Ketika berangkat, selain menyiapkan perlengkapan traveling adalah menyiapkan hati dengan mengharap adanya kebaikan yang didapat selama perjalanan traveling. Melibatkan hati dalam mengharap kebaikan mungkin hal yang sangat sepele atau mungkin sekali menjadi hal yang tidak megapa jika ketinggalan dirumah, istilahnya begitu. traveling pertama yang membuat sebuah hati adalah hal yang harus disiapkan pertama kali adalah ketika perjalanan ke surabaya. Perbekalan seadanya namun hati benar-benar mengharap kebaikan akan mudah ditransfer ke dalam kepribadian. menemukan hikmah dari sebuah perjalanan ketika hati memiliki tujuan kebaikan, kemudian mata dimudahkan dalam melihat kebaikan, pikiran mudah mencerna kebaikan sehingga ada minimal satu hal yang dapat ditemukan dalam how to be kind with social. Misal mandiri dalam melakukan apapun, benar-benar tidak perlu meminta bantuan oranglain selama masih bisa dikerjakan sendiri, belajar mengambil keputusan sendiri, dan sebagainya. Mungkin secara teoritis tidak ada, namun dalam Al-Qur'an surat Ali Imron : 159 (baca beserta terjemahan). ketika kita libatkan Allah disegala urusan, maka Allah akan mudahkan jalan bagi kita. 

(Kenjeran, Surabaya, 2018)

Dunia memang indah pada hakekatnya, sedang ketika kita disuguhkan dengan pemandangan yang begitu menakjubkan apa yang mungkin kita rasakan ? terpesona pastinya, tidak bisa mengelakkan untuk mengatakan bahwa ini benar-benar menyejukkan mata, dan mata tak mampu berkedip selanjutnya apa ?. Adakah disaat itu tak hanya mata dan mulut yang berkontribusi dalam mengungkapkan keterpesonaan terhadap dunia ?, yang ku maksud adalah hati (lagi). Selain mata yang terpesona, hati sebenarnya akan sangat mudah memaknai keindahan, menjadikan rasa syukur yang begitu dalam, menghadirkan rasa kecintaan yang penuh dan merangkul seluruh tubuh untuk bertasbih pada Tuhan. Bagaimana Allah Maha Indah, sedangkan cipataanNya begitu sangat mempesona. Begitu Maha Baik Allah menghancurkan kepenatan dengan mudah hanya karena menunjukkan sedikit keindahannya, Bagaimana dihamparkan lautan atau pepohonan dan sebagainya menjadi sebuah sirkulasi kehidupan. termasuk juga fenomena sosial masyarakat yang begitu unik.  ini menakjubkan, sungguh terpesona yang tidak sedikitpun ada kebohongan. Ya Allah betapa kami sering membuat kerusakan padahal kami condong kepada keindahan ?, Maafkan kami sering berpaling dan menyelisihiMu hanya karena kami lemah dari sekedar pandangan sempit, dan nafsu. Laa illa ha illa Allah. 

(Yasan Media Amal Islam (MAI), Jakarta, 2018)

Kemudian bersama siapa kamu pergi selama perjalanan ?, dimana perjalanan adalah bukan rumah yang nyaman. Perjalanan adalah ketidakpastian meski telah direncanakan. Dalam perjalanan hal-hal mengejutkan akan hadir menjadi bumbu cerita hikmah, adanya stimulus yang membuka kepribadian masing-masing. Namun sama sekali bukan kebencian yang akhirnya tumbuh dalam kebersamaan di perjalanan, tetapi rasa saling memahami dan empati lebih mendominasi. Berselisih ketika menentukan jalan terbaik, tidak suka dengan sikap teman, atau karena sudah sangat terlalu lelah adalah konflik yang sering terjadi pada perjalanan bersama. Tidak ada kebencian yang kemudian muncul, tetapi rasa saling terikat satu sama lain, rasa seperjuangan yang membuat hati berpegangan satu sama lain, dan puncaknya adalah ukhibukumfillah. hal-hal seperti, memberikan sandal kepada yang membutuhkan, membawakan tas, berjalan dipaling belakang, memberikan jaket kepada yang kedinginan, berbagi makanan dan minuman. Sederhana saja namun sangat luarbiasa menjadi hati semakin dekat. Kami memahami satu sama lain, dan mencintai satu sama lain. 

(Bundaran HI, Jakarta 2018)

Setidaknya saya tahu dalam perjalanan ini saya harus memiliki tujuan terbaik, cara terbaik, dan pelajaran terbaik yang akhirnya membuat sadar untuk terus belajar menjadi manusia menuju sempurna. Wallahualam

"Semua perjalanan menyuguhkan roman Cinta-Nya, kita saja yang ingin atau enggan berperasa padaNya"

Syukron ya Allah, telah menjadikan orang-orang hebat yang menjadi, sahabat, guru, pun saudara. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semprotulation

Mengagumimu